Kamis, 19 Agustus 2010

Shutter Island

Teddy Daniels (Leonardo DiCaprio), seorang US Marshal bersama rekannya Chuck Aule (Mark Ruffalo) ditugaskan untuk mengunjungi sebuah pulau terpencil bernama Shutter Island. Kedua penegak hukum ini sedang melakukan penyelidikan atas hilangnya seorang pasien di pulau tersebut. Pulau yang hanya bisa diakses dari satu tempat ini memang dikhususkan menjadi sebuah rumah sakit untuk menampung para penjahat atau pun pelaku kriminal berstatus tidak waras. Seorang dokter bernama Dr. John Cawley (Ben Kingsley) selaku pimpinan di rumah sakit ini awalnya sangat kooperatif, membantu Teddy dalam menjalankan tugasnya.

Namun ketika kasus hilangnya seorang pasien bernama Rachel ini semakin pelik dan mengalami jalan buntu, sang dokter justru seperti menghalangi Teddy yang ketika itu menginginkan data-data penting dan informasi lebih tentang rumah sakit beserta isinya. Teddy dan Chuck melakukan segala cara untuk mendapatkan informasi yang mereka cari untuk bisa menemukan pasien yang hilang ini, walau sepertinya semua orang di rumah sakit ini menyembunyikan misteri besar dari mereka Termasuk Dr. John Cawley dan Dr. Naehring (Max von Sydow) yang tampak tenang-tenang saja ketika Teddy kesulitan menghadapi kasusnya.

Dorongan kuat Teddy untuk mentutaskan pekerjaannya makin terhalang ketika badai datang ke pulau tersebut, menyebabkan akses ke dunia luar terputus. Teddy yang selalu dibayangi oleh masa lalunya dan juga istrinya menjadi semakin terjebak di rumah sakit ini, bersama dengan rekannya dia harus mencari cara lain untuk mencari bukti-bukti, karena bertanya pada penghuni rumah sakit sudah sia-sia. Apakah Teddy akan berhasil menemukan bukti dan jejak yang akan menuntunnya pada pasien yang hilang?

Clint Eastwood melakukannya lewat Mystic River, begitu pula dengan Ben Affleck yang sukses menggarap Gone Baby Gone. Kali ini giliran Martin Scorsese untuk ikut serta mengadaptasi novel karangan Dennis Lehane, mengubahnya menjadi sebuah suguhan sinema yang menghipnotis dan kurang lebih mendekati sebuah karya masterpiece. Cerita yang jenius dari Dennis yang selalu bisa menghadirkan kejutan-kejutan cerdas, ikut tertular juga ke Shutter Island yang seharusnya sudah rilis dari tahun lalu ini. Di tangan seorang Scorsese yang brilian, rangkaian kata – kata magis ini menjadi semakin luar biasa ketika tiba di sebuah layar lebar dan bercerita lewat balutan drama psikologis.
Scorsese sukses menggiring kita masuk ke dalam dunianya yang kelam dengan aroma ghotic yang kental bercampur dengan visual-visual mencengangkan yang mewakili isi kepala Teddy. Menelusuri Shutter Island yang misterius dengan ritme yang terbilang lambat di awal, tidak serta merta menjadikan film karya sutradara pemenang Oscar ini membosankan. Scorsese justru membiarkan kita larut dalam rasa penasaran yang dalam, mengijinkan kita untuk mengisi otak ini dengan pertanyaan-pertanyaan. Sama halnya dengan Teddy, kita akan ikut serta diajak kebingungan dengan cara Scorsese membangun plotnya, yang tentu saja mengasyikkan untuk diikuti.

Bagaimana dengan penampilan Leonardo DiCaprio dalam melakonkan Teddy Daniels? Aktor kesayangan sang sutradara ini tidak perlu lagi ditanya soal performa. Aktingnya disini sungguh prima dan maksimal, salah satu peran terbaiknya jika bisa dikata demikian. Kerjasama antara Scorsese dan DiCaprio memang tidak boleh dilewatkan, setelah The Departed yang sukses memboyong 4 Oscar, The Aviator yang indah, dan Gangs of New York yang brutal, kali ini Shutter Island juga bisa menghadirkan cerita yang lain dari pada yang lain. Sayang memang film ini tidak ikut berkompetisi dalam ajang perhargaan Oscar tahun ini, karena Martin Scorsese mungkin saja mendapat Oscar untuk kedua kalinya dari film yang menempati posisi puncak box office di minggu penayangan perdananya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar